Mutiara hari Ketiga bulan Maret

01.57

Diawali dengan kejutan kecil yang mampu membuat 'bapak' kami terharu, sukses membuat para 'orang-tua' kami bingung bukan kepalang berlari dari lantai dasar ke sebuah ruangan dilantai dua. Ya di'kamar' kami sudah menyiapkan suatu adegan kecil. Bak para pemain theater kami berakting. Dua orang sukses mampu membuat 'bapak' percaya dan yakin ada pertengkaran di'kamar' kami. Bukan cuma beliau yang tertipu, beberapa 'bapak & ibu'-pun larut dalam kehebohan ini. Sementara itu, di 'kamar' kami sudah menyiapkan sebuah kue kecil dengan angka 51 diatasnya. Dan saat 'bapak' kami membuka pintu, SUPRISE!!
Lantunan lagu "happy birthday" pun mengalun seiring tepuk tangan dan canda kami semua. Bapak-pun terharu. Lucu rasanya melihat beliau yang biasanya berpenampilan tegas tiba-tiba berubah menjadi kaget campur haru. Senyum-nya tak henti-hentinya dia sunggingkan. Setelah proses tiup-meniup kami pun berfoto bersama. Layaknya sebuah keluarga kecil yang harmonis, sayang dua orang temanku tak ikut dalam kejutan kecil ini setelah itu kami semua menyalami beliau. Potongan pertama kue sudah didapat temanku, harusnya ketua kelas yang beruntung hari ini, sayangnya dia tak masuk. Setelah itu, tiba-tiba beliau keluar entah kemana, sementara kami bercanda satu sama lain, dan beberapa diantaranya memotong kue kecil-kecil untuk dibagikan. Tiba-tiba seorang guru kimia-ku kelas X dengan tampang bingung beliau berkata "siapa yang berantem?" haha hebat bukan? Yang terkena bukan cuma satu orang guru saja hihi. Setelah dijelaskan beliau langsung menyungingkan senyum lalu berlalu pergi. Sementara 'bapak' kami ternyata membelikan risoles satu wadah . Waah, beribu terima kasih kami ucapan pada beliau. Beliau rupanya sangat senang dan bangga kepada kami. Setelah makan kue dan risoles kami melanjutan pelajaran limit yang kadang-kadang bikin melilit. Pelajaran hanya berlangsung 15 menit. 'Bapak' masih suka berceletuk tak menduga kelas kami memberikan suprise seperti ini padanya. Dilanjutkan dengan pelajaran Fisika, guruku yang berhijab ini ternyata juga membicarakan kejutan tadi. Kembali kepelajaran biasa soal kesetimbangan benda tegar, dan soal fotocopy-an fluida (lagi). 20 menit terakhir 'ibu'-ku menceritakan suka-duka masa-masa kuliah S-2 yang sudah diakhirinya beberapa bulan yang lalu. Beliau bercerita tentang perjuangan untuk lulus bukan mengejar nilai "tujuan saya itu pengen lulus saya nggak mikirin masalah nilai." . Walaupun begitu, beliau mendapat nilai kumlot. Beliau sempat mengaku kaget. Beliau bercerita tentang suka-duka nya kuliah. bangun jam 4 tidur jam 11 , membagi waktu untuk keluarga. Banyak sekali pengalaman yang bisa memacu semangat aku dan teman-temanku dalam belajar. "kalau hanya mengejar nilai itu gampang tetapi belum tentu nilai yang bagus itu ilmunya bisa melekat lebih lama" kurang-lebih seperti itu ungkapan Beliau diakhir jam pelajarannya. Dilanjutkan pelajaran Biologi oleh ibu guru cantik. Beliau masuk membahas sistem ekskresi bab Hati. Entah kenapa hari ini banyak sekali wejangan yang aku dapat, bu guru membahas tentang si gagah rajawali. Ternyata tersirat sebuah cerita haru dibalik kegagahannya.
"Kalau mau Rajawali itu bisa hidup selama 70 tahun kalau ia tidak mau dia hanya bisa hidup selama 40 tahun saja." 
"Kenapa kok kalau mau bu?"
 " Ya, kalau dia mau bersakit-sakit terlebih dahulu dia bisa menambah umurnya 30 tahun lagi kalau tidak dia hanya bisa hidup 40 tahun saja." 
"Kenapa begitu bu?" "
"Semakin Tua , Rajawali tak mampu lagi terbang tinggi, karena sayap-nya semakin tebal. Dia susah untuk mengepakan sayapnya. Paruhnya pun semakin melengkung mengenai leher-nya, cakar-cakarnya pun semakin rapuh."
"Lalu bu kalo dia mau menambah umurnya bagaimana?"
"Sang rajawali harus terbang setinggi mungkin mencari tempat setinggi mungkin membuat sangkar yang amandan melakukan transformasi.Transformasi yang dia lakukan seperti memukul-mukul kan paruhnya sampai lepas setelah lepas akan tumbuh paruh baru, lalu paruh baru nya digunakan untuk mencabut cakar cakarnya sampai lepas lalu akan tumbuh cakar baru. lalu cakar dan paruh nya digunakan untuk mencabut bulu-bulu nya yang tebal sampai habis hingga muncul bulu baru lagi. Dan waktu yang dibutuhkan sang Rajawali adalah 6 bulan. Dia harus merasakan kesakitan selama 6 bulan dulu lalu umurnya bertambah 30 tahun lagi."
"......."
"Sama seperti kalian,seharusnya saya menyampaikan diawal semester ini tetapi saking sibuknya belum sempat. Kalian itu seperti Rajawali kalau mau menambah ilmu, kalian harus melakukan transformasi secepat mungkin. Ya memang sakit adakalanya kalian putus asa. Lalu kalian berfikir 'kalau belajar sungguh-sungguh hasilnya segini sama aja nggak belajar. Mending gausah belajar sekalian aja. Toh, nilainya juga bakal segitu-gitu saja.' Ya kan? Apalagi yang remidiawan dan remidiwati pasti merasakan putus asa, kecewa, kalut. Kalau kalian tetap tak mau berjuang (=putus asa) kalian seperti memilih untuk hidup hanya 40 tahun. Beda kalau kalian melakukan transformasi dari sekarang. Walaupun berat ada kecewa dan putus asa kalian harus semangat."

" Ilmu itu bisa melekat kalau kalian sungguh-sungguh memahaminya. Susah atau tidak-nya itu ada didiri kamu. Semuanya kembali dikalian semua. Sudah sering saya katakan "Jujur nak kalau ulangan" itu bukan hal tabu kan? Ya itu membentuk karakter kalian seperti apa. Tidak ada waktu yang terlambat buat transformasi. Semangat! :) "

Ya ampun, banyak sekali mutiara yang aku dapat di hari ketiga bulan Maret ini. Semoga apa yang disampaikan beliau bisa melekat dan selalu bisa membangun semangatku. Beliau memang 'orang-tua' kami yang terbaik di rumah kedua kami. Terima Kasih Bapak-Ibu Guru

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images